Minggu, 18 Desember 2016

makalah ; SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF DAN DISOSIATIF




SOSIOLOGI KOMUNIKASI
PROSES INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF DAN DISOSIATIF




Muhamad amin muhajirin
15240377
Ilmu komunikasi A semester 2





Kata pengantar

Alhamdulillah , akhirnya makalah sosiologi komunikasi; proses sosial , selesai juga dibuat. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan kuasa dan kasih sayang-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga terimakasih kepada bu Ekapti selaku dosen mata kuliah sosiologi komunikasi karena bimbingannya dan ilmu bermanfaat darinya. Lalu juga teman-teman yang selalu keren dan kompak yang juga saling membantu dalam mengerjakan tugas seperti dalam mengerjakan makalah ini.
Makalah ini saya buat berdasarkan tugas dari mata kuliah sosiologi komunikasi yang diberikan oleh bu Ekapti beberapa waktu yang lalu untuk dijadikan tugas sebagai pelengkap pelajaran atau sebagai referensi. Semoga dengan makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan bagi pembaca .
Akhirnya , alhamdullillah, semoga Allah senantiasa membuka akal pikiran dan senantiasa pula mengisinya dengan ilmu dan pengetahuan-Nya yang bermanfaat bagi umat manusia terutama bagi kita yang membaca makalah ini. Amiin.

















BAB 1
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
         Proses interaksi sosial, salah satu bagian dari ilmu sosiologi, dan mungkin sebagian dari kita masih terasa asing dengan istilah ini. Karena mungkin kita sebelumnya belum pernah tahu atau belum pernah belajar ilmu sosiologi.
         Di dalam proses interaksi sosial terdapat dua sub bab , yang pertama ada proses asosiatif dan yang kedua adalah proses disosiatif. Dan kemudian ada pembagian-pembagian lagi di dalamnya. Maka dari itu ada baiknya saya membuat makalah ini sebagai bahan referensi menambah ilmu kita.
         Dan juga berdasarkan tugas yang diberikan oleh bu Ekapti untuk membuat makalah mengenai proses interaksi sosial, yang merupakan sebab utama saya membuat makalah ini.
1.2   RUMUSAN MASALAH
         Pada makalah ini saya akan mencoba menulis salah satu proses asosiatif, yaitu kerja sama (cooperation) beserta contoh, dan juga proses disosiatif yaitu persaingan(competition).
1.3   TUJUAN DAN MANFAAT
         Dengan makalah ini diharapkan kita dapat lebih mengetahui apa yang dinamakan proses interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Dan sebagai penyelesaian dari tugas mata kuliah sosiologi komunikasi.
         Kemudian makalah ini akan sangat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan kita mengenai sosiologi terutama mengenai proses interaksi sosial.











BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PROSES ASOSIATIF  
         Dimaksud dengan proses asosiatif adalah sebuah proses yang terjadi saling pengertian dan kerja sama timbal balik antara orang per orang atau kelompok satu dengan yang lainnya, dimana proses ini menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan bersama. Disini diartikan bahwa proses asosiatif adalah suatu hubungan/interaksi antar individu, kelompok, dsb yang mempunyai dasar yang sama untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Terdapat lebih dari satu pihak yang terlibat , dan ini merupakan bukti bahwa manusia adalah makhluk sosial , yang artinya memerlukan manusia lain agar tujuan mereka tercapai dan juga agar mereka tetap bertahan hidup.
         2.1.1 KERJA SAMA (COOPERATION)
         Sedangkan kerja sama (cooperation) adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama terjadi jika pihak-pihak yang terlibat di dalamnya menyadari adanya kepentingan yang sama dan juga adanya ancaman yang sama. Tujuan-tujuan tersebut akan menciptakan cooperation diantara mereka untuk mencapai tujuan mereka.
         Begitu pula jika ada ancaman dari luar yang dirasakan oleh individu atau kelompok tersebut, maka cooperation ini akan lebih kuat diantara mereka. Disini saya akan memberikan salah satu contoh dari cooperation , yaitu gotong-royong dan kerja bakti.
         Gotong-royong adalah sebuah proses cooperation yang terjadi di masyarakat, yang pada umumnya masih ada di masyarakat pedesaan, dimana proses ini menghasilkan aktivitas tolong-menolong dan pertukaran tenaga serta barang maupun pertukaran emosional dalam bentuk timbal balik diantara mereka. Baik terjadi di sektor keluarga maupun di sektor produktif.
          Masyarakat desa umumnya mempunyai rasa persaudaraan dan kekerabatan yang masih kuat, sehingga gotong-royong pun biasa terjadi di masyarakat desa. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang sudah jarang rasa kekerabatan dan saudara diantara mereka, sehingga gotong-royong sudah jarang terjadi atau bahkan sudah tidak ada, atau hanya terjadi bila sesuatu terjadi di lingkungan mereka seperti contohnya ada bencana alam, kebakaran,dsb.
         Contoh kasus ; Pak Budi sedang membangun rumah, maka tetangga Pak Budi datang membantu Pak Budi untuk membangun rumahnya, dengan menyumbang tenaga dan pikiran atau juga membawa makanan dan lain sebagainya, termasuk kehadiran tetangga Pak Budi adlah sebuah pengakuan emosi kolektif di antara mereka sebagai sesama anggota masyarakat desa yang hidup bertetangga. Maka jika ada tetangga pak Budi mempunyai permasalahan yang sama, contohnya membangun rumah atau punya hajatan, maka pak Budi secara emosional memiliki kewajiban menyumbangkan tenaga dan pikiran atau barang pada acara tersebut.
         Sedang kerja bakti adalah proses cooperation yang mirip dengan gotong-royong, namun kerja bakti terjadi pada proyek-proyek publik atau program-program pemerintah. Pada kasus tertentu dimana kerja bakti kekurangan tenaga, maka akan diisi oleh tenaga profesional yang akan dibayar oleh masyarakat dengan jumlah ala kadarnya yang dihimpun dari sumbangan masyarakat. Sedangkan tenaga profesional yang dibayar masyarakat itu suddah merasa puas ketika dapat menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan umum.
         Contoh kasus; di Desa Batu tanggung ada kegiatan membangun sebuah masjid, maka masyarakat desa Batu tanggung saling bantu membantu menyumbangkan tenaga pikiran harta benda mereka dan juga makanan agar pembangunan tersebut berjalan lancar dan sebisanya dibangun dengan baik dan cepat selesai. Tetapi mereka melakukan proyek ini tidak untuk mengharap timbal balik , tetapi untuk kepentingan dan kebaikan bersama.

2.2 PROSES DISOSIATIF
         Proses sosial disosiatif merupakan proses perlawanan(oposisi) yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial diantara mereka pada suatu masyarakat. Oposisi diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau kelompok tertentu atau norma dan nilai yang dianggap tidak mendukung perubahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Salah satu bentuk proses disosiatif adalah conflict.
         2.2.1 CONFLICT
         Conflict adalah psoses sosial dimana individu ataupun kelompok menyadari memiliki perbedaan-perbedaan, baik secara fisik, emosi, budaya, pemikiran, prinsip, politik, ideologi maupun kepentingan dengan pihak lain. Perbedaan tersebut akan mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian dimana pertikaian itu sendiri dapat menghasilkan ancaman dan kekerasan fisik.
         Conflict terjadi jika dalam suatu masyarakat terdapat beberapa kelompok, dimana kelompok tersebut memiliki sesuatu yang berbeda diantara satu dengan yang lainnya dan memiliki tujuan yang sama, kemudian terjadi beberapa adu mulut dan bahkan adu fisik.
         Contoh kasus; di daerah karisidenan Madiun pada bulan Suro(penanggalan islam dan jawa) biasanya ramai oleh beberapa kegiatan masyarakat dan juga kelompok atau organisasi. Seperti organisasi pencak silat yang abnyak terdapat di sekitar Madiun dan Ponorogo, yang biasanya menetapkan bulan suro sebagai puncak kegiatan mereka. Organisasi-organisasi pencak silat ini memiliki anggota yang banyak dan tersebar di beberapa daerah, dan biasanya mereka melakukan kegiatan mereka di tempat umum, atau kadang mengadakan aksi di jalan dan kadang mengganggu kenyamanan publik. Tak jarang dengan kegiatan mereka ini memicu anggota organisasi pencak silat lain merasa terganggu dengan perilaku pencak silat yang melakukan kegiatan, atau kadang mereka sengaja memancing emosi dengan merusak fasilitas milik organisasi pencak silat lain, dan conflict pun tak dapat dihindari. Karena mayoritas anggota organisasi pencak silat masih muda, maka mudah sekali emosi mereka terpancing dan tanpa berfikir panjang mereka melakukan hal-hal yang tidak baik, seperti tawuran, pengeroyokan, merusak fasilitas milik organisasi pencak silat lain , dsb.


BAB 3
PENUTUP
         Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses interaksi sosial dibagi menjadi dua yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Dimana proses asosiatif adalah bentuk kerja sama timbal balik dari individu juga kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan, proses disosiatif adalah suatu perlawanan antar individu atau kelompok dalam suatu tujuan mereka.
         Kita juga sedikit lebih memahami hal-hal yang terjadi di sekitar kita, khususnya interaksi-interaksi yang ada di lingkungan kita setelah kita membaca makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan juga bagi si pembaca.


Daftar Pustaka

Bungin, Burhan,2006. Sosiologi komunikasi, Jakarta: Kencana.
        

        
        
        
        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar